Qiyadah-Jundiyah Yang BERSAHABAT!
Bismillahirrahmanirrahim…
“Tidak ada Islam tanpa jama'ah , tidak ada jama'ah tanpa qiyadah , dan tidak ada qiyadah tanpa ketaatan”. Demikian ungkapan Umar bin Khattab, yang mungkin kita sering dengar. Sudah menjadi sunnatullah bahwa sebuah pergerakan baru akan bergerak apabila ada yang menggerakkan, dan sudah sepatutnya sebuah pergerakan terdiri dari organisasi, pemimpin dan yang dipimpin. Namun, dalam perjalanan dakwah ini terkadang para pemimpin hanya menuntut untuk ditaati tanpa ia melakukan atau memperhatikan unsur - unsur yang menimbulkan ketaatan tersebut. Sebaliknya, yang dipimpin terkadang begitu mudahnya melanggar atau tidak mentaati amanah pemimpinnya hanya karena ia merasa kurang dekat atau kurang diperhatikan oleh sang pemimpin.
Ikhwahfillah ...
Dalam gerakan dakwah kampus tentu tidak sepatutnya melulu berkutat pada persoalan pribadi antara qiyadah dan jundiyah yang beramal didalamnya, oleh sebab itu pentingnya kesalingpahaman antara kedua belah pihak. Qiyadah hendaknya tidak hanya menuntut untuk dipahami dan ditaati oleh para jundiyahnya, ia harus menjadi bagian atau berempati terhadap kondisi yang dialami oleh para jundiyahnya. Sesekali membuat kebijakan tanpa terlebih dahulu meminta pendapat para jundiyah, terlebih dalam keadaan mendesak adalah suatu hal yang biasa, tetapi apabila terlalu sering maka hal ini mungkin bisa menimbulkan ‘bencana’ yang luar biasa di organisasi dakwah tersebut.
An-Najm’ers
Pemimpin, sekaligus dipimpin
Siap dipimpin dan memimpin.