Kamis, 11 Maret 2010

Sebuah Generalisasi...(Kegelisahan akan efek samping terorisme)

Pemulang, Banten.

Kisahnya mampu meng-cover panggung century. Tak ayal pihak Australia memuji Densus 88.

“ Sekitar 6 bulan yang lalu saat Ramadhan, rumah dokter Fauzi (genknya Dulmatin) sering mengadakan pengajian dimana pesertanya jika pria mereka menggunakan jubah panjang, peci, jenggot panjang. Sedangkan yang wanita memakai jilbab panjang dan memakai cadar. Dan si dokter sudah mulai berubah cara berpakaiannya” Begitu kata salah seorang reporter stasiun televisi.

Ia memang berbicara fakta kawan, namun bagi sebagian orang perkataan itu mengandung sebuah generalisasi yang terungkap amat tersirat.

Hati-hati dengan persepsimu!

Terbukti adanya jika pelaku-pelaku bom ataupun teroris lainnya secara gamblang memakai celana kain di atas lutut, jubah panjang, dan berjenggot lebat. Sedangkan untuk kaum wanitanya tertutup rapat yang terlihat hanya matanya saja itu pun jika tidak menundukkan pandangannya.

Belum lagi keanekaragaman aliran sesat di bumi pertiwi ini…

Dan itu fakta…
Tetapi hati-hati dengan generalisasi…..!!
Hati-hati dengan generalisasi…!!!

Generalisasi yang menyebabkan orang tua cukup protektif terhadap aktivitas anaknya yang berbau keagamaan. Padahal bisa jadi sang anak hanya ingin mencari ilmu kehidupan, yang ilmu tersebut tidak diajarkan di rumah apalagi di sekolah yang hanya 2 jam mata pelajaran dalam pelajaran agama. Bukankah anak shalih itu merupakan jariyah untuk orang tuanya??

Generalisasi yang menyebabkan sekolah menutup (sedikit mengekang) kegiatan pengajian sekolah karena melihat perubahan siswinya sudah mulai mengulurkan jilbabnya hingga dada dengan kaos kakinya, para siswanya sudah mulai mengkritisi kebijakan dan sudah mulai tumbuh jenggot tipisnya.

Generalisasi yang membuat masyarakat berfikir negatif, enggan mengikuti pengajian di lingkungan masyarakat, tidak mengizinkan anak-anak mereka belajar di TPA jika TPA tersebut ustadznya memakai celana di atas lutut dan ustadzahnya berjilbab lebar.

Bukankah masalah teroris ini tidak hanya sebatas masalah keamanan saja??

Dan itu fakta juga kawan…

Tidak bisa dipungkiri, kini muncul fobia terhadap lelaki berjenggot (entah itu dengan jenggot tipisnya ataupun lebat)…
Bukannya memanjangkan jenggot itu sunnah?? Jadi wajar sajalah jika ada yang berjenggot.
Muncul sebuah ketakutan tersendiri terhadap wanita berjilbab lebar menutup dada..(oh.. Tuhan.. bukankah itu jelas-jelas termakaktub di Al-Qur’an? Sombong sekali kalau mengingkari ayat Tuhan). Merasa was-was jika ada yang memakai gamis, berkaos kaki walaupun keadaan sedang tidak bersahabat.

Walupun tidak dicap sebagai teroris, tetapi hanya dikatakan aliran sesat…Itu tetap saja menyakitkan!

Hati-hati dengan generalisasi!

*tulisan ini tidak dimaksud untuk membela aksi teroris hanya ingin mengatakan salahkah jika ada orang maupun sekelompok orang untuk belajar berislam secara kaffah (utuh). Berusaha melaksanakan hal-hal yang tertera di Al-Qur’an tanpa pilih kasih akan perintah Tuhannya.

sumber : endah selalu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar